Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas, sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel, sehingga perlu adanya suplementasi antioksidan untuk melindungi kerusakan sel akibat radikal bebas. Antioksidan berdasarkan sumbernya terbagi menjadi antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami seperti tokoferol (vitamin E), beta karoten (vitamin A), dan asam askorbat (vitamin C), namun antioksidan alami mudah rusak pada suhu tinggi sehingga saat produk pangan diolah atau dimasak, fungsi antioksidan yang terkandung dalam produk tidak dapat bekerja secara optimal lagi. Sedangkan antioksidan sintetis yang sering digunakan adalah Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), dan Ethoxyquin (EQ), namun penggunaan yang melebih batas dapat merusak hati dan menjadi karsinogenik.
Selain pada tubuh, proses oksidasi juga terjadi selama penyimpanan pakan ternak, banyak proses terjadi yang akan mengubah sifat alami. Pada awal proses, lipid akan mengalami peroksidasi, proses dimana mereka akan menganggu reaksi rantai oksidasi autokatalitik radikal bebas dengan oksigen atmosfer. Proses ini akan menghasilkan ketengikan sehingga pakan akan mengalami perubahan rasa, aroma, warna, dan penurunan daya simpan. Antioksidan digunakan untuk memperlambat atau menghentikan peroksidasi lipid tersebut.
EQ juga dikenal sebagai Santoquin, Santoflex, Quinol. Awalnya berkembang di industri karet, namun karena efisiensi dan stabilitas antioksidan tinggi serta biaya rendah kemudian digunakan sebagai pengawet pada pakan hewan karena melindungi terhadap peroksidasi lipid dan menstabilkan vitamin larut lemak (A, E) (Bbaszczyk et al. 2013). BHA adalah antioksidan yang merupakan gabungan dari 2 senyawa fenol isomerik, yaitu 2-tert-butyl-4-hydro-xya-nisole dan 3-tert-butyl-4-hydroxy-ani-sole. Senyawa ini mempunyai sifat tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam methanol dan ethanol. BHA juga sering digunakan sebagai aditif pada makanan dan kosmetik karena sifatnya sebagai antioksidan. Bagian aktif dari BHA yang bertindak sebagai antioksidan adalah cincin aromatis terkonjugasinya yang dapat bertindak sebagai stabilisator untuk radikal bebas, sehingga reaksi radikal bebas selanjutnya dapat dihindari. BHT adalah 2,6-bis(1,1-dimetil etil)-4-metilfenol. Praktis tidak larut di dalam air, sangat mudah larut dalam metilen klorida, mudah larut dalam alkohol dan minyak lemak. Larut dalam larutan alkali hidroksida encer. BHT baiknya digunakan bersama dengan BHA karena tidak stabil secara termal seperti BHA (Fitri 2014).
Sebuah penelitian Surak et al. (1977) dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan BHA dan BHT terhadap serum dan level lipid hati pada ayam. Penelitian ini menggunakan ayam berumur 5 minggu diberi perlakuan pakan yang ditambahka BHA dan BHT 250 mg/kg. Hasilnya menunjukkan bahwa BHA dan BHT tidak mempengaruhi pertumbuhan ayam, kadar lipid darah, kadar lipid hati saat unggas diberi ransum normal. Ketika ransum tinggi lemak dan kolesterol, ayam mengalami peningkatan kadar lemak darah dan hati dan mengalami penurunan tingkat pertumbuhan. Penambahan salah satu antioksidan pada pakan tinggi lemak dan kolesterol tinggi mempertahankan kadar lipid serum yang lebih tinggi dan menyebabkan penurunan kadar lipid hati.
Selain itu, pada penelitian Cabel et al. (1988) dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar peroksida terhadap kinerja ayam pedaging dan untuk mengetahui efektivitas ethoxyquin dalam memperbaiki efek samping peroksida. Peneltiian menggunakan rancangan faktorial 3×4 pada 6720 ekor ayam. Lemak unggas dioksidasi untuk mengandung 0, 50, 100, dan 175 meq peroksida/kg dan ditambahkan ke pakan masing-masing untuk menghasilkan pakan 0, 2, 4, atau 7 meq peroksida/kg. Etoksikuin cair dimasukkan ke dalam pakan pada 0, 62,5, dan 125 ppm. Bobot badan pada umur 21 dan 42 hari secara signifikan lebih rendah pada unggas yang diberi pakan yang mengandung 4 atau 7 meq peroksida/kg pakan. Pada usia 49 hari, penurunan berat badan hanya signifikan pada tingkat 7 meq/kg. Penurunan efisiensi pakan menunjukkan pola yang sama, tetapi penurunan yang signifikan hanya pada tingkat peroksida tertinggi. Suplementasi etoksikuin 62,5 dan 125 ppm menghasilkan bobot ayam yang lebih berat secara nyata pada umur 49 hari tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi pakan. Efek menguntungkan dari suplementasi ethoxyquin terbukti pada tingkat peroksida yang lebih tinggi. Studi menunjukkan bahwa setidaknya 4 meq peroksida/kg pakan diperlukan untuk secara signifikan mempengaruhi kinerja dan penambahan ethoxyquin dapat mengurangi efek merusak dari peroksida makanan.
Daftar Pustaka
BBaszczyk A, Augustyniak A, Skolimowski J. 2013. Ethoxyquin: an antioxidant used in animal feed. Hindawi Publishing Corporation International Journal of Food Science. http://dx.doi.org/10.1155/2013/585931
Cabel MC, Waldroup W, Shermer WD, Calabotta DF. 1988. Effects of ethoxyquin feed preservative and peroxide level on broiler performance. Poultry Science. 67:1725-1730.
Fitri N. 2014. Butylated hydroxyanisole sebagai Bahan Aditif Antioksidan pada Makanan dilihat dari Perspektif Kesehatan. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 4(1):41-50.
Surak JG, Bradley RL, Branen AL, Maurer AJ, Ribelin WE. 1977. Butylated Hydroxyanisole (BHA) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) effects on serum and liver lipid levels in gallus domesticus. Poultry Science. 56:747-753.